1. Model Pembelajaran SAVI
SAVI
singkatan dari Somatic, Auditori, Visual dan Intektual. Pembelajaran SAVI
adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua
alat indra yang dimiliki siswa. Teori yang mendukung pembelajaran SAVI adalah
Accelerated Learning, teori otak kanan/kiri, teori otak triune, pilihan
modalitas (visual, auditorial dan kinestetik), teori kecerdasan ganda, pendidikan
(holistic) menyeluruh, belajar berdasarkan
pengelaman, belajar dengan symbol.
Pembelajaran SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan belajar
yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan
segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu
lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda.
Mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif
dan hidup.
2. Prinsip Dasar Model Pembelajaran SAVI
Dikarenakan
pembelajaran SAVI sejalan dengan gerakan Accelerated Learning (AL), maka
prinsipnya juga sejalan dengan AL yaitu:
1. pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
2. pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.
3. kerjasama membantu proses pembelajaran
4. pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan
5. belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan balik.
6. emosi positif sangat membantu pembelajaran.
7. otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
1. Somatic
“Somatic” berasal
dari Bahasa Yunani “soma” yang berarti tubuh. Jadi belajar somatic berarti
belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dan
menggunakan serta menggerakkan tubuh ketika belajar. Penelitian
neurologis telah membongkar keyakinan kebudayaan barat yang keliru bahwa
pikiran dan tubuh adalah entitas yang terpisah. Temuan penelitian
menyimpulkan bahwa pikiran tersebar di seluruh tubuh. Intinya tubuh
adalah pikiran dan pikiran adalah tubuh. Keduanya merupakan sistem
kimiawi-biologis yang terpadu. Jadi dengan menghalangi pembelajar somatic menggunakan
tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar maka kita menghalangi fungsi pikiran
mereka sepenuhnya. Untuk merangsang hubungan pikiran-tubuh guru perlu
menciptakan suasana belajar yang dapat membuat orang bangkit dan berdiri dari
tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Tidak semua
pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti
menjalankan aktivitas belajar aktif dan pasif secara fisik kita dapat membantu
pembelajaran siswa dengan baik.
2. Auditori
Pikiran
auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita
menangkap dan menyimpan informasi auditori bahkan tanpa kita sadari.
Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam
diri siswa carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang
mereka pelajari. Minta mereka menterjemahkan pengalaman mereka dengan
suara. Mintalah mereka membaca keras-keras, ajaklah mereka berbicara saat
mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat
rencana kerja, menguasai keteramipilan, membuat tinjauan pengalaman belajar
atau memperhatikan penjelasan dari sumber-sumber belajar.
3. Visual
Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak kita terdapat lebih
banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera yang
lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah belajar jika dapat
melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau
program computer. Secara khususnya pembelajar visual yang baik jika mereka
dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan
sebagainya ketika belajar.
4.Intelektual
Intelektual
adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk
berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan hubungan, makna, rencana dan
nilai-nilai dari hubungan tersebut. Intelektual adalah bagian diri yang
merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Intelektual
adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk
berfikir, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru dan
belajar. Intelektual menghubungan pengalaman mental, fisik, emosional,
dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri.
Pembelajaran
SAVI dapat direncanakan dan kelompok dalam empat tahap:
1.
Tahap
persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan
mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal:
a.
memberikan
sugesi positif
b.
memberikan
pernyataan yang memberi manfaat kepada siswa
c.
memberikan
tujuan yang jelas dan bermakna
d.
membangkitkan
rasa ingin tahu
e.
menciptakan
lingkungan fisik yang positif
f.
menciptakan
lingkungan emosional yang positif
g.
menciptakan
lingkungan sosial yang positif
h.
menenangkan
rasa takut
i.
menyingkirkan
hambatan-hambatan belajar
j.
banyak
bertanya dan mengemukakan berbagai masalah
k.
merangsang
rasa ingin tahu siswa
l.
mengajak
pembelajar terlibat penuh sejak awal.
2.
Tahap
Penyampaian (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menemukan materi belajar yang
baru dengan cara menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan
cocok untuk semua gaya belajar. Hal- hal yang dapat dilakukan guru:
a.
uji coba
kolaboratif dan berbagi pengetahuan
b.
pengamatan
fenomena dunia nyata
c.
pelibatan
seluruh otak, seluruh tubuh
d.
presentasi interaktif
e.
grafik dan
sarana yang presentasi brwarna-warni
f.
aneka macam
cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar
g.
proyek
belajar berdasar kemitraan dan berdasar tim
h.
latihan
menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok)
i.
pengalaman
belajar di dunia nyata yang kontekstual
j.
pelatihan
memecahkan masalah
3.
Tahap
Pelatihan (kegiatan inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap
pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik, yang
dilakukan guru yaitu:
a.
aktivitas
pemrosesan siswa
b.
usaha aktif
atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali
c.
simulasi
dunia-nyata
d.
permainan
dalam belajar
e.
pelatihan
aksi pembelajaran
f.
aktivitas
pemecahan masalah
g.
refleksi dan
artikulasi individu
h.
dialog
berpasangan atau berkelompok
i.
pengajaran
dan tinjauan kolaboratif
j.
aktivitas
praktis membangun keterampilan
k.
mengajar
balik
4.
Tahap
penampilan hasil (kegiatan penutup)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas
pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar
akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal –hal yang dapat
dilakukan adalah:
a.
penerapan
dunia nyata dalam waktu yang segera
b.
penciptaan
dan pelaksanaan rencana aksi
c.
aktivitas
penguatan penerapan
d.
materi
penguatan prsesi
e.
pelatihan
terus menerus
f.
umpan balik
dan evaluasi kinerja
g.
aktivitas
dukungan kawan
h.
perubahan
organisasi dan lingkungan yang mendukung.
5. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
SAVI
Pembelajaran
dalam pendekatan SAVI memiliki Kelebihan dan Kelemahan diantaranya seperti
berikut :
1.
Kelebihan
a. Siswa
tidak mudah lupa karena siswa membangun sendiri pengetahuannya
b. Suasana
dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan
sehingga siswa tidak cepat bosan untuk belajar.
c. Memupuk
kerjasaa karena siswa yang lebih pandai diharapkan dapat membantu yang kurang
pandai.
d. Siswa
akan lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.
e. Melatih
siswa untuk terbiasa berpikir dan mengemukakan pendapat dan berani menjelaskan
jawabannya.
2. Kelemahan
a. Karena
siswa terbiasa diberi informasi terlebih dahulu sehingga siswa kesulitan dalam
menemukan jawaban ataupun gagasannya sendiri.
b. Membutuhkan
waktu yang lama terutama bila siswa yang lemah.
c. Membutuhkan
perubahan agar sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.
d. Belum
ada pedoman penilaian, sehingga guru merasa kesulitan dalam evaluasi atau
memberi nilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar